Minggu, 18 Desember 2011

Dunia Maya dan Dunia yang Kita Tinggal Didalamnya

Oleh: Sirajuddin Arridho

Dunia maya dan realitas virtual dewasa ini masih diperdebatkan sebagai sebuah halusinasi atau khayalan. Dalam kedunya terdapat gambaran umum tentang masa depan yang berbeda dari masa sekarang dan masa lalu, sebuah tempat atau kenyataan yang ada di sekeliling kita, yang tak terlihat dan berada  di dunia yang kita tempati,
Dunia maya mungkin bak sebuah utopia (khayalan) impian zaman modern.  Sebuah khayalan berarti tidak ada dimana pun dan pada saat yang sama berada di suatu tempat. dunia maya diproyeksikan sebagai bentuk dari “tidak berada dimanapun tapi terdapat disuatu tempat”.  Dunia maya merupakan sebuah ruang atau tempat khayalan masa depan, yang pada kenyataanya ada akan tetapi tidak nampak dalam dunia nyata.
Dalam dunia khayalan, seperti The Matrix, The Net, dunia akan menjadi sebuah tempat yang tidak berada dimanapun akan tetapi berada disuatu tempat, dapat menampung sebuah komunitas sosial tertentu. Kita dapat membangun sebuah hubungan sosial kemasyarakatan  antara warganegara dari berbagai belahan dunia sehingga pada akhirnya dapat menjadi sebuah kampung global, karena setiap warga Negara dari seluruh belahan dunia dihubungkan dengan sebuah jaringan. Begitupun halnya dengan dunia maya. Di mana setiap orang di dunia ini terhubung dalam satu atau berbagai jaringan yang membuat seluruh orang di dunia ini dapat berkomunikasi satu sama lain. Akan tetapi, komunikasi yang dilakukan dalam dunia maya yang menghasilkan komunitas elektronik ini belum tentu menghasilkan sebuah bentuk masyarakat yang baik.
Tidak terdapat alternatif lain dan dunia masa depan  yang lebih sempurna dari dunia maya dan realitas virtual. Dalam memandang dunia maya dan realitas virtual dari sisi berbeda, kita dapat mencoba melakukan re-sosialisasi dan re-politikisasi apa yang telah diajukan secara abstrak, pengertian filosofis sebagai sebuah pertanyaan teknologi dan apa maknanya untuk menjadi manusia di dunia masa kini.

Dunia Maya Dan Identitas Pribadi
Identitas pribadi telah menjadi tema yang penting dalam setiap perbincangan tentang Dunia Maya dan Realitas Virtual. Dalam teknologi ini, identitas pribadi  merupakan suatu kebebasan dan pilihan. Identitas dapat dipilih atau dibuang sesuka hati, seperti di suatu game atau suatu fiksi. Dalam dunia maya dan Realitas Virtual, kita bisa memilih untuk mengekspresikan diri kita sendiri sebagai apapun yang kita inginkan. Dalam dunia elektronik, apapun yang dapat dipikirkan, diimpikan, khayalkan bisa dibuat dan dikomunikasikan secara elektronik. Identitas baru, identitas mobile, identitas penyeledikan, nampaknya juga merupakan identitas biasa. Hanya teknologinya yang baru dalam permainan dan pertemuan-pertemuan di dunia maya, terdapat sedikit yang merupakan hal yang baru atau mengejutkan.
Sebuah kritik dan pertentangan mengenai dunia maya dan realitas virtual telah menimbulkan dampak besar dalam sebuah agenda dan pandangan perempuan. Karena dunia maya dan realitas virtual dari sisi negatif telah digunakan untuk hal-hal yang mengeksploitasi dan merendahkan harkat dan martabat perempuan, melalui gambar-gambar atau film porno.

Komunitas Virtual dan Identitas Kolektif
Pembangunan teknologi baru harus disesuaikan dengan konteks pergolakan dan perubahan sosial dan politik. Pengalaman pertemuan dan pertentangan budaya adalah hal yang meningkatkan karakter hidup kita. Komunitas virtual tidak berada di dunia yang berbeda. Mereka harus disituasikan dalam konteks geografik budaya dan politik baru.
Realitas virtual dan dunia maya secara umum diimajinasikan dalam sebuah reaksi terminologi melawan atau berlawanan dengan dunia nyata. Keduanya siap dihubungkan dengan sebuah ide tentang bentuk inovasi masyarakat baru. Dalam kasus-kasus tertentu, hal ini disampaikan dalam beberapa bentuk proyek khayalan. Realitas virtual dimajinasikan sebagai sesuatu yang tidak berada dimanapun akan tetapi berada di suatu tempat, menyelesaikan kesulitan dan kondisi bahaya dari realitas sosial kontemporer. Sebagaimana halnya dalam pemikiran utopis secara lebih umum, terdapat kepercayaan atau harapan yang dihubungkan interaksi yang menempati di dunia lain, akan direpsentasikan sebagai sebuah bentuk yang universal dan ideal tentang keseluruhan dan hubungan manusia.
Komunitas virtual direpresentasikan sebagai fleksibel, lincah, dan adaptasi praktis kepada keadaan yang riil. mereka menjadi bagian dari bidang solusi inovatif kepada pengarah untuk kesosialan, suatu pengarah yang sering dirintangi oleh kenyataan kota besar baik budaya dan geografisnya. di dalam konteks ini, masyarakat virtual elektronik adalah strategi kompleks dan berbakat untuk kelangsungan hidup.
Suatu kasus yang didukung telah dibuat untuk memungkinkan penerapan virtual dan teknologi jaringan untuk kepentingan sosial dan perbaikan politis (disisi lain, pada waktu yang sama, ada suatu kesadaran akan bahaya penyalahgunaannya). Di sini terdapat sebuah pertumbuhan pengakuan bahwa media elektronik sudah mengubah cara bagaimana kita hidup di dunia

Dunia Tempat kita Hidup
Teknologi-teknologi baru nampaknya menawarkan kemungkinan-kemungkinan untuk membentuk kembali sebuah dunia yang bersih. Kita bisa menemukan budaya virtual, lalu dalam pengertian khayalan, sebagai sebuah ungkapan prinsip dari harapan dan keyakinan akan dunia yang lebih baik. Itu adalah tanggapan yang paling jelas nyata. Tetapi kita dapat juga melihat kultur virtual dari perspektif sebaliknya, sebagai harapan pengganti suatu dunia baru kita kemudian akan melihat ketidak puasan dan penolakan. Sebab, ada sesuatu yang tidak biasa tentang idealnya berupa khayalan. Apa yang terjadi lebih membentur  tentang suasana hati dan perasaan. Hal ini adalah apa yang sudah dibahas dalam hal fantasi kemahakuasaan (pada tingkatan individu) dan kemasyarakatan yang berhubungan dengan keluarga (di kelompok dan tingkatan kolektif).
Mitologi dunia maya lebih disukai di atas sosiologinya.  Melalui pengembangan teknologi baru, pemikiran kita tentu saja semakin banyak terbuka dan mengalami de-realisasi dan de-lokalisasi. Tetapi kita beranjak untuk mempunyai fisik dan keberadaan yang ditempatkan. Kita harus mempertimbangkan status pengasingan kita antara kondisi-kondisi ini. Kita harus mengubah mitologi budaya virtual jika kita menilai implikasi yang serius tersebut mempunyai makna untuk hidup kolektif dan pribadi kita.
            Di dalam masyarakat yang pertama, kamu mungkin diangkut oleh kesenangan bermimpi. Masyarakat yang  lain  akan mengakumulasikan kenyataan yang telah ditindas. Kita mengetahui bahwa apa yang  ditindas tidak bisa tinggal diluar mimpi.


Tidak ada komentar: