Oleh: Sirajuddin Arridho
Dunia maya dan realitas virtual
dewasa ini masih diperdebatkan sebagai sebuah halusinasi atau khayalan. Dalam
kedunya terdapat gambaran umum tentang masa depan yang berbeda dari masa
sekarang dan masa lalu, sebuah tempat atau kenyataan yang ada di sekeliling
kita, yang tak terlihat dan berada di dunia
yang kita tempati,
Dunia maya mungkin bak sebuah utopia
(khayalan) impian zaman modern. Sebuah
khayalan berarti tidak ada dimana pun dan pada saat yang sama berada di suatu
tempat. dunia maya diproyeksikan sebagai bentuk dari “tidak berada dimanapun
tapi terdapat disuatu tempat”. Dunia
maya merupakan sebuah ruang atau tempat khayalan masa depan, yang pada
kenyataanya ada akan tetapi tidak nampak dalam dunia nyata.
Dalam dunia khayalan, seperti The
Matrix, The Net, dunia akan menjadi sebuah tempat yang tidak berada dimanapun
akan tetapi berada disuatu tempat, dapat menampung sebuah komunitas sosial
tertentu. Kita dapat membangun sebuah hubungan sosial kemasyarakatan antara warganegara dari berbagai belahan dunia
sehingga pada akhirnya dapat menjadi sebuah kampung global, karena setiap warga
Negara dari seluruh belahan dunia dihubungkan dengan sebuah jaringan. Begitupun
halnya dengan dunia maya. Di mana setiap orang di dunia ini terhubung dalam
satu atau berbagai jaringan yang membuat seluruh orang di dunia ini dapat
berkomunikasi satu sama lain. Akan tetapi, komunikasi yang dilakukan dalam dunia
maya yang menghasilkan komunitas elektronik ini belum tentu menghasilkan sebuah
bentuk masyarakat yang baik.
Tidak terdapat alternatif lain dan
dunia masa depan yang lebih sempurna
dari dunia maya dan realitas virtual. Dalam memandang
dunia maya dan realitas virtual dari sisi berbeda, kita dapat mencoba melakukan
re-sosialisasi dan re-politikisasi apa yang telah diajukan secara abstrak,
pengertian filosofis sebagai sebuah pertanyaan teknologi dan apa maknanya untuk
menjadi manusia di dunia masa kini.
Dunia Maya Dan Identitas
Pribadi
Identitas pribadi telah menjadi tema
yang penting dalam setiap perbincangan tentang Dunia Maya dan Realitas Virtual.
Dalam teknologi ini, identitas pribadi merupakan suatu kebebasan dan pilihan. Identitas dapat
dipilih atau dibuang sesuka hati, seperti di suatu game atau suatu fiksi. Dalam
dunia maya dan Realitas Virtual, kita bisa memilih untuk mengekspresikan diri
kita sendiri sebagai apapun yang kita inginkan. Dalam dunia elektronik, apapun
yang dapat dipikirkan, diimpikan, khayalkan bisa dibuat dan dikomunikasikan
secara elektronik. Identitas baru, identitas mobile, identitas penyeledikan,
nampaknya juga merupakan identitas biasa. Hanya teknologinya yang baru dalam
permainan dan pertemuan-pertemuan di dunia maya, terdapat sedikit yang
merupakan hal yang baru atau mengejutkan.
Sebuah kritik dan pertentangan
mengenai dunia maya dan realitas virtual telah menimbulkan dampak besar dalam
sebuah agenda dan pandangan perempuan. Karena dunia maya dan realitas virtual
dari sisi negatif telah digunakan untuk hal-hal yang mengeksploitasi dan
merendahkan harkat dan martabat perempuan, melalui gambar-gambar atau film
porno.
Komunitas Virtual dan Identitas
Kolektif
Pembangunan teknologi baru harus
disesuaikan dengan konteks pergolakan dan perubahan sosial dan politik. Pengalaman
pertemuan dan pertentangan budaya adalah hal yang meningkatkan karakter hidup
kita. Komunitas virtual tidak berada di dunia yang berbeda. Mereka harus
disituasikan dalam konteks geografik budaya dan politik baru.
Realitas virtual dan dunia maya
secara umum diimajinasikan dalam sebuah reaksi terminologi melawan atau
berlawanan dengan dunia nyata. Keduanya siap dihubungkan dengan sebuah ide
tentang bentuk inovasi masyarakat baru. Dalam kasus-kasus tertentu, hal ini
disampaikan dalam beberapa bentuk proyek khayalan. Realitas virtual dimajinasikan
sebagai sesuatu yang tidak berada dimanapun akan tetapi berada di suatu tempat,
menyelesaikan kesulitan dan kondisi bahaya dari realitas sosial kontemporer.
Sebagaimana halnya dalam pemikiran utopis secara lebih umum, terdapat
kepercayaan atau harapan yang dihubungkan interaksi yang menempati di dunia
lain, akan direpsentasikan sebagai sebuah bentuk yang universal dan ideal
tentang keseluruhan dan hubungan manusia.
Komunitas virtual direpresentasikan
sebagai fleksibel, lincah, dan adaptasi praktis
kepada keadaan yang riil. mereka menjadi bagian dari bidang solusi
inovatif kepada pengarah untuk kesosialan, suatu pengarah yang sering
dirintangi oleh kenyataan kota besar baik budaya dan geografisnya. di dalam konteks
ini, masyarakat virtual elektronik adalah strategi kompleks dan berbakat untuk
kelangsungan hidup.
Suatu kasus yang didukung
telah dibuat untuk memungkinkan penerapan virtual dan teknologi jaringan untuk
kepentingan sosial dan perbaikan politis (disisi lain, pada waktu yang sama,
ada suatu kesadaran akan bahaya penyalahgunaannya). Di sini terdapat sebuah
pertumbuhan pengakuan bahwa media elektronik sudah mengubah cara bagaimana kita
hidup di dunia
Dunia Tempat kita Hidup
Teknologi-teknologi baru
nampaknya menawarkan kemungkinan-kemungkinan untuk membentuk kembali sebuah
dunia yang bersih. Kita bisa menemukan budaya virtual, lalu dalam pengertian
khayalan, sebagai sebuah ungkapan prinsip dari harapan dan keyakinan akan dunia
yang lebih baik. Itu adalah tanggapan yang paling jelas nyata. Tetapi kita
dapat juga melihat kultur virtual dari perspektif sebaliknya, sebagai harapan
pengganti suatu dunia baru kita kemudian akan melihat ketidak puasan dan
penolakan. Sebab, ada sesuatu yang tidak biasa tentang idealnya berupa khayalan.
Apa yang terjadi lebih membentur tentang
suasana hati dan perasaan. Hal ini adalah apa yang sudah dibahas dalam hal
fantasi kemahakuasaan (pada tingkatan individu) dan kemasyarakatan yang
berhubungan dengan keluarga (di kelompok dan tingkatan kolektif).
Mitologi dunia maya lebih disukai di atas
sosiologinya. Melalui pengembangan
teknologi baru, pemikiran kita tentu saja semakin banyak terbuka dan mengalami
de-realisasi dan de-lokalisasi. Tetapi kita beranjak untuk mempunyai fisik dan
keberadaan yang ditempatkan. Kita harus mempertimbangkan status pengasingan
kita antara kondisi-kondisi ini. Kita harus mengubah mitologi budaya virtual
jika kita menilai implikasi yang serius tersebut mempunyai makna untuk hidup
kolektif dan pribadi kita.
Di
dalam masyarakat yang pertama, kamu mungkin diangkut oleh kesenangan bermimpi. Masyarakat
yang lain akan mengakumulasikan kenyataan yang telah
ditindas. Kita mengetahui bahwa apa yang
ditindas tidak bisa tinggal diluar mimpi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar